ni adalah puisi untuk kita para pemuda untuk bisa menghormati orang tua nya

DI SAAT DAKU TUA

Disaat daku tua, bukan lagi diri ku yang dulu.
Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapi ku.

Disaat daku menumpahkan kuah sayuran dibaju ku, Disaat daku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu.
Ingatlah saat-saat bagaimana daku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya.

Disaat daku dengan pikunnya mengulang terus-menerus ucapan yang membosankan mu.
Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapan ku. Dimasa kecilmu, Daku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang telah saya ceritakan ribuan kali, hingga dirimu terbuai dalam mimpi.

Disaat daku membutuhkan mu untuk memandikanku,
Janganlah menyalahkan ku. Ingatlah dimasa kecilmu, bagaimana daku dengan berbagai cara membujuk mu untuk mandi?
Disaat daku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern,
Janganlah mentertawaiku. Renungkanlah bagaimana daku dengan sabarny menjawab setiap ‘mengapa’ yang engkau ajukan saat itu.

Disaat kedua kaki ku terlalu lemah untuk berjalan,
Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapah ku. Bagaikan dimasa kecilmu daku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan.

Disaat daku melupakan topik pembicarban kita,
Berilah sedikit waktu pada ku untuk mengingatnya. Sebenarnya, topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagi ku, asalkan engkau berada disisiku untuk mendengarkanku, daku telah bahagia.

Disaat engkau melihat diriku menua, jangalah bersedih.
Maklumilah aku, dukunglah daku, bagaikan daku terhadap mu disaat engkau mulai belajar tentang kehidupan.

Dulu daku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini, kini temanilah daku hingga akhir jalan hidup ku.
Berilah daku cinta kasih dan kesabaran mu, Daku akan menerimanya dengan senyum penuh syukur.
Di dalam senyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga kepada mu.

Itu tadi adalah puisi tentang kita dan orang tua kita jadi walaupunn seseorang telah melakukan beribu-ribu kebajikan, tetapi tidak melakukan bhakti kepada ibu dan ayah, kebajikannya hanyalah sia-sia.
Semoga dengan membaca puisi ini kita para pemuda mulai bisa membenahi diri dan mulai berbhakti pada orang tua nya, jadi ayo kita para pemuda mari kita bangkitkan bhakti terhadap orang tua.

Di peroleh dari: New Era

Komentar
  1. bayu berkata:

    mantap…………………………………………………………………………………………………mank bener masa tua to gak bolh disia siakan

  2. sukocho berkata:

    bagus puisinya ku akan menunggu puisi yang terbaru,,,hehehe

  3. ditya21cool berkata:

    bagus ay tapi jangan tua bgt aku masih muda

  4. yusami berkata:

    senang rasanya , di usiaku saat ini ada anak muda yang mengingatkan, semangat…teruskan nge blog dan tingkatkan kualitasnya….

  5. zarod berkata:

    Wuiks…. mangstab postingannya… bikin saya merinding… he… semangat ngeblog πŸ™‚

  6. Hairullah berkata:

    πŸ˜€
    Ibu Bapak

  7. akhta berkata:

    Waw, ini puisi yang diciptakan oleh seorang sastrawan. Kalo ini puisi kamu, saya angkat topi…salut!!! Tp, kl ini puisi orang lain harap cantumkan nama pengarangnya…hehehe, peace!!!:D

  8. asep93boy berkata:

    @Pak Akhta : hehe πŸ˜€ itu memang bukan puisi saya dan bukan puisi seorang sastrawan tapi puisi itu saya dapat waktu saya beli sepatu olah raga New Era waktu saya buka ada puisi itu di dalamnya dan karena bagus akhirnya saya posting, sempat ada memikir ingin memasukkan siapa penulis puisi ini tapi waktu saya baca lagi tidak ada nama si penulisnya, jadi yah saya bingung hehe

  9. budiesastro berkata:

    betul Pak Akhta, sebutkan asal puisi itu, ya kalau didapat dari bungkus nasi, katakan kudapat dari bungkus nasi

  10. ictbartim berkata:

    senang sekalai kalau ada warga bartim yang pintar bak pujangga

  11. ummufajrul07 berkata:

    Puisi yg sangat bagus,,,semoga kita menjadi anak yg berbakti pd orang tua menerima dgn lapang dada semua keterbatasan orang yg kita kasihi di hari tuanya.

  12. Hendra berkata:

    good
    makanya masa mudamu jangan disia-siakan
    terus maju!!!

  13. wieta berkata:

    MANTAB uyyy…..belajar d mn..
    tumben bijak km…..hee..pizzz

  14. agustina berkata:

    sungguh terharu membaca puisi diatas, sampai meneteskan air mata

  15. meghamued berkata:

    muantap puisinya

  16. Ferdinand Raharjo berkata:

    itu puisi terjemahan, aslinya dari negeri cina, makanya ada pepatah belajarlah sampai kenegeri cina…he…he…he… hormatilah orangtuamu…seperti kasih merek padamu…

  17. HITLER SIHOMBING berkata:

    Jujur.,puisi DI SAAT DAKU TUA sungguh sangat amat istimewa menurut sy pribadi. Krna mengandung PESAN agar kita berbhakti kpd ORANGTUA dan kita jgn sperti kacang lupa pd kulitnya..

Tinggalkan komentar